Kebudayaan di lihat dari sudut padang HAM





PELANGGARAN HAM DALAM KONFLIK AGRARIA
Oleh : Syahrul Sidin *
Konflik agraria dibanyak tempat berimplikasi pada persoalan sosio-yuridis yang berujung pada pelanggaran HAM. Bentrok di Mesuji beberapa waktu lalu yang melahirkan korban lagi-lagi memberikan gambaran terang dampak dari konflik agraria berkepanjangan. Perlahan tapi pasti konflik-konflik agraria menjadi “bom waktu” yang siap meledak setiap saat. Kasus tewasnya Jailani , warga Mesuji menambah panjang potret pelanggaran HAM dalam konflik-konflik agraria.

Pekerja Proyek Konstruksi dilihat dari sudut HAM


ARTIKEL 1

PERMASALAHANSemakin besar proyek konstruksi, tentunya akan menimbulkan permasalahan yang semakinkompleks pula, termasuk di dalamnya permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).Pengelolaan proyek yang baik, akan memperhatikan masalah K3 ini, sehingga akan meminimalisir setiap potensi timbulnya kecelakaan kerja yang melibatkan tenaga kerja.Keselamatan dan kesehatan tenaga kerja proyek konstruksi menjadi prioritas yang harus selaludiperhatikan.1. Data kecelakaan Sektor konstruksi puncak kegiatan konst - th 1990 an - Jumlah kasus 5.191 kasus - Kerugian Rp. 6.4 milyar2. Kondisi - Kesadaran masyarakat thdp K3 masih rendah - Kuantitas & kualitas Peg. Pengawas & Ahli K3 terbatas - Juklak & Juknis operasional otada hrs memadai3. Tantangan yang dihadapi - Tuntutan global semakin mendesak - Tuntutan HAM semakin kritis - Resiko bahaya semakin meningkat

Lembaga Pemasyarakatan (lapas) dalam di lihat dari sudut HAM



A. Lembaga Pemasyarakatan
Lembaga Pemasyarakatan (disingkat LP atau LAPAS) adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Sebelum dikenal istilah lapas di Indonesia, tempat tersebut disebut dengan istilah penjara.

Hak Wilayah dalam pandangan HAM




1. Laut Territorial dan Zona Tambahan
Kedaulatan negara pantai selain di wilayah daratan dan perairan pedalamannya, perairan kepulauannya, juga meliputi laut teritorial, ruang udara diatasnya dan dasar laut serta lapisan tanah dibawahnya. Ketentuan tentang Laut Teritorial dan Zona Tambahan ini diatur dalam pasal 3 dan pasal 33 United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) yang disahkan oleh PBB pada tahun 1982. Indonesia sendiri mengeluarkann Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 ini mengenai ratifikasi UNCLOS. Dalam ketentuan ini, batas laut teritorial tidak melebihi batas 12 mil laut diukur dari garis pangkal normal. Untuk negara-negara kepulauan yang mempunyai karang-karang di sekitarnya, garis pangkalnya adalah garis pasang surut dari sisi karang ke arah laut. Bagian ini juga membahas tentang

Hak Anak dari perspektif HAM : kumpulan artikel dan penjelasannya





ARTIKEL 1
HAK-HAK ANAK YANG TERABAIKAN

Sebelum kita membahas tentang hak-hak anak lebih lanjut, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa pengertian dari hak anak itu sendiri. Hak anak adalah kuasa anak terhadap segala sesuatu yang mesti di dapatnya dalam masa kecilnya. Berarti, kita sebagai anak-anak harus dipenuhi segala hak-hak kita oleh pemerintah, orang tua, guru, dan sebagainya. Walaupun begitu, kita juga harus memenuhi kewajiban kita terhadap orang-orang yang telah memenuhi hak kita tadi. Seperti berbakti kepada orang tua, belajar, membela dan berbakti kepada Negara, menuruti perintah guru, dan lain-lain.

Hubungan Pendidikan, Tenaga Kependidikan dengan HAM



A.Pendidik dan tenaga kependidikan
  Pendidik dan tenaga kependidikan adalah dua “profesi” yang sangat berkaitan erat dengan dunia pendidikan, sekalipun lingkup keduanya berbeda. Hal ini dapat dilihat dari pengertian keduanya yang tercantum dalam Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

HAM dan Kesehatan : penjelasan dan hubungannya




Membicarakan euthanasia (eu = baik, thanatos = mati, mayat), sebenarnya tidak lepas dari apa yang disebut hak untuk menentukan nasib sendiri (the right self of determination) pada diri pasien. Hak ini merupakan salah satu unsur utama dari hak asasi manusia dan karena itulah selalu menarik untuk dibicarakan. Kemajuan-kemajuan cara berpikir masyarakat telah menimbulkan kesadaran-kesadaran baru mengenai hak-hak tersebut. Demikian pula dengan berbagai perkembangan ilmu dan teknologi (khususnya dalam bidang kedokteran), telah mengakibatkan perubahan yang sangat dramatis dan berarti atas pemahaman mengenai euthanasia. Namun uniknya, kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat tadi rupanya tidak pernah diikuti oleh perkembangan dalam bidang hukum dan etika. 


Hak Cipta, Hak Paten dan hubungannya dengan HAM


 
Kesepakatan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) oleh para pemimpin negara di Asia Tenggara sampai pada 2015 dan hasil kesepakatan konferensi negara-negara anggota APEC di Bali, menjadi dentum untuk segera menata kekuatan pasar domestik menuju globalisasi ekonomi. Sebuah langkah untuk membangun kekuatan ekonomi kawasan yang jelas harus dimaksudkan untuk meningkatkan produk domestik Indonesia, bukan sekadar membuka lebar-lebar produk asing sedangkan kekuatan ekonomi dalam negeri hanya menjadi penonton sebagaimana telah diperingatkan melalui gempuran produk pertanian asing.

Kewenangan Pengadilan HAM pada kasus kejahatan terhadap Kemanusiaan


Kewenangan Pengadilan HAM pada Kasus Kejahatan terhadap Kemanusiaan di Lapas Cebongan
Pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia untuk menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia yang berat telah diupayakan oleh Pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia yang dinilai tidak memadai, sehingga tidak disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia menjadi undang-undang, dan oleh karena itu Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang tersebut perlu dicabut. 

Hubungan BPJS dengan HAM : Penjelasan dan perbandingannya


 
JAMINAN SOSIAL DAN HAM
Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (Pasal.9) yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui Undang Undang No. 11 Tahun 2005, menyatakan bahwa ‘Negara-negara pihak dari Kovenan ini mengakui hak semua orang atas jaminan sosial, termasuk asuransi sosial.’ Hak atas jaminan sosial penting untuk menjamin martabat kemanusiaan bagi semua orang, ketika mereka dihadapkan pada keadaan-keadaan yang melemahkan kapasitasnya untuk mewujudkan sepenuhnya hak-hak yang dinyatakan dalam Kovenan.

Hukum dan HAM : Pembahasan tentang HTN dan hubungannya



A. Jurnal tentang Hukum dan HAM
1. Embrio dan Perkembangan Pembatasan Ham Di Indonesia
Hasil amandemen UUD 1945 memberikan suatu titik terang bahwa Indonesia semakin memperhatikan dan menjunjung nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM) yang selama ini kurang memperoleh perhatian dari Pemerintah. Amandemen kedua bahkan telah menelurkan satu Bab khusus mengenai Hak Asasi Manusia yaitu pada Bab XA. Apabila kita telaah menggunakan perbandingan konstitusi dengan negara-negara lain, hal ini merupakan prestasi tersendiri bagi perjuangan HAM di Indonesia, sebab tidak banyak negara di dunia yang memasukan bagian khusus dan tersendiri mengenai HAM dalam konstitusinya.

Pemerintahan Daerah, Demokrasi dan HAM : kumpulan artikel dan pembahasannya


 

VOL. 10, 2013 ISSN 1411-4631

JURNAL DEMOKRASI & HAM

IIM HALIMATUSA’DIYAH
Desentralisasi dan Hydropolitics:
Konflik Air di Indonesia
MOHAMMAD HASAN ANSORI Desentralisasi, Korupsi, dan Kemunculan
Tumpang Tindih Izin Usaha Pertambangan
di Indonesia
MUCHAMMAD ISMAIL Pemetaan Konflik Kebijakan Sosial-
Eksplorasi Migas dan Resolusi Warga
Korban Lumpur di Kabupaten Sidoarjo
WASISTO RAHARJO JATI Predatory Regime dalam Ranah Lokal:
Konflik Pasir Besi di Kabupaten
Kulon Progo
WENNY PAHLEMY Melacak Ideologi Teks Media mengenai
Konflik Lahan di Mesuji
BAWONO KUMORO Resensi Buku: Mengurai Konflik
Pertanahan di Indonesia

Hukum Pidana Internasional HAM : kumpulan artikel dan hubungannya




1. HUKUM PIDANA INTERNASIONAL DAN HUKUM HAK ASASI MANUSIA                         PROF.DR.ROMLI ATMASASMITA,SH,LL.M.2

PENGANTAR
 Hukum pidana Internasional dan Hak Asasi Manusia(HAM) berkaitan erat satu sama lain.Selain itu, Hukum Pidana dan hukum pidana internasional bersifat komplementaritas satu sama lain,sekalipun keduanya dapat dibedakan. Hukum pidana internasional telah mengatasi kelemahan-kelemahan hukum pidana yang merupakan hukum positif khususnya menghadapi kejahatan lintas batas territorial. Hukum tentang hak asasi manusia yang merupakan hukum dasar untuk memahami hak-hak sipil dan politik serta hak-hak ekonomi dan hak social, telah menanamkan dan  memberikan semangat serta jiwa baru yang tidak pernah disentuh di dalam sejarah perkembangan  hukum pidana klasik   sejak abad ke 18 yang lampau.   Semangat dan jiwa baru tersebut adalah, bahwa proses legislasi dan implementasi hukum pidana perlu ditingkatkan, tidak hanya mempersoalkan wewenang penguasa dalam konteks hubungan hukum dengan warga masyarakatnya; melainkan  harus dilihat juga  dalam perspektif apakah hubungan hukum tersebut di atas membawa keadilan dan kesejahteraan bagi warga.

Politik Luar Negeri dan hubungannya dengan HAM



INDONESIA DAN TIMOR TIMUR
INDONESIA DAN INTEGRASI TIMOR TIMUR
Revolusi Bunga di Portugal tahun 1974 dan perang saudara di Timor Timur 1975 membuka jalan integrasi Timor Timur ke dalam Indonesia. Pada tanggal 25 April 1974 terjadi kudeta militer di Portugal yang dipimpin oleh Jendral Spinola. Kudeta ini dinamakan revolusi bunga atau Red Flower’s Revolution. Pemerintahan dictator Salazar diambil alih oleh Jendral Antonio de Spinola. Revolusi tersebut tidak hanya membawa pengaruh pada dalam negeri Portugal teatapi juga terhadap daerah-daerah koloninya. Jendral Spinola berjanji untuk segera memberikan kebebasan menentukan nasib sendiri bagi daerah koloni Portugal, termasuk Timor Timur.

HAM dan hubungannya dengan anggran pertahanan negara



 
Anggaran Pertahanan negara
Anggaran pertahanan Indonesia dalam kurun delapan tahun perjalanan Orde Reformasi ternyata belum mampu memenuhi kebutuhan anggaran pertahanan yang dibutuhkan. Pasca kejatuhan Soeharto dan Rejim Orde Baru proses penataan dan pembenahan lembaga pertahanan, dalam hal ini Departemen Pertahanan dan TNI berjalan dengan baik. Hanya saja pemenuhan anggaran pertahanan menjadi satu permasalahan tersendiri, yang hingga saat ini belum terselesaikan. Kondisi keuangan Negara yang belum stabil, serta desakan pembayaran hutang luar negeri yang mengambil porsi cukup besar menjadikan pemenuhan anggaran pertahanan terbatas. Keterbatasan ini membangun satu kreativitas baru bagi internal TNI untuk melakukan pemenuhan anggaran pertahanan dalam bentuk mengelola bisnis TNI, hingga menerima bantuan pendanaan dari daerah. Hal ini tentu saja membuat kontrol negara dalam pemanfaatan anggaran pertahanan non- APBN menjadi sangat sulit dilakukan.

Hukum Waris dan hubungannya dengan HAM

Menurut undang – undang, ada dua cara untuk mendapatkan warisan, yaitu :
 1.Sebagai ahli waris menurut ketentuan undang – undang
 2.Karena ditunjuk dalam surat wasiat (testament).

Reformasi birokrasi Dan hubungannya dengan HAM (pengertian dan penjelasan menurut para ahli)


Analisis hubungan HAM dengan idiologi

                                  Analisis Artikel hubungan Ideologi dengan HAM

Tentang ilmu Kewarganegaraan (defenisi, ruang lingkup, objek, perbandingan, perbedaan, dan refleksinya)


Referensi dan pentingnya komunikasi massa dan kebebasan pers








1. Referensi semua buku komunikasi massa

Buku Pengantar Komunikasi Massa

Judul : Pengantar Komunikasi Massa
Penulis : Nurudin
Pengantar: Dr. Dedy N Hidayat
Penerbit : Rajawali Pers, 2007
Tebal : 276 + xx hal
Kemajuan masyarakat, diakui atau tidak, karena peran media massa. Tetapi, ketika di masyarakat timbul kekacauan, kemerosotan moral, tindak kekerasan juga tidak bisa dilepaskan dari peran media massa pula. Intinya, media telah menjadi faktor penentu kehidupan manusia. Untuk sekedar mengilustrasikan fenomena tersebut jawablah pertanyaan berikut, berapa persen pikiran, ucapan dan perilaku kita diperngaruhi media massa? Jawabannya, tentu sangat fantastis.
Buku Pengantar Komunikasi Massa ini mengkaji secara teoritis bebagai proses yang melingkupi media massa. Dari bahasan ini diharapkan masyarakat tidak saja secara lebih cerdas mengarifi dan memahami keberadaan media massa ditengah masyarakat, tetapi juga mengkritisinya.
Buku ini akan mencapai sasarannya pada dosen dan mahasiswa Ilmu Komunikasi S-1 dan S-2, wartawan, praktisi komunikasi dan pemerintah sebagai pengambil kebijakan. Buku ini dilatarbelakangi oleh kebijakan kurikulum nasional yang mewajibkan mata kuliah Komunikasi Massa masuk dalam kurikulum program penyelenggaraan studi komunikasi.
Bahasan Buku Ini:
1. Definisi Komunikasi Massa, Ruang Lingkup, Ciri-Ciri Komunikasi Massa
2. Asal usul komunikasi massa
3. Fungsi-fungsi Komunikasi massa
4. Elemen-elemen komunikasi massa
5. Model-model komunikasi massa
6. Teori-teori komunikasi massa
7. Efek-efek komunikasi massa
8. Etika komunikasi massa
 

 Komunikasi Massa: Suatu Pengantar

REVIEW KOMUNIKASI MASSA: SUATU PENGANTAR (EDISI REVISI)
Penulis: Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si Dra. Lukiati Komala, M.Si Dra. Siti Karlinah, M.Si Simbiosa Rekatama Media, Bandung. 
Cetakan pertama edisi revisi: September 2007
Harga: Rp. 50.000,- 
Tebal: i-xxi & 282 Halaman 

Dewasa ini semakin banyak surat kabar dan majalah yang terbit di negeri kita, baik yang berskala regional maupun nasional, yang bersifat umum hingga yang memiliki segementasi tersendiri. Begitu pula dengan siaran radio dan televisi. Ketika seseorang mendengarkan siaran radio, menonton tv atau membaca Koran dan majalah, sebenarnya ia sedang diterpa atau menerpakan diri dengan media massa, di mana pesan media itu secara langsung atau tidak langsung tengah mempengaruhinya.

Sebagai contoh seorang mahasiswi perguruan tinggi negeri, ia menyetir mobil menuju kampusnya yang jauhnya 18 km sambil mendengarkan siaran radio, begitu tiba di perempatan lampu merah, ia membeli Koran, di kampus ia menghabiskan setengah jam untuk menyimak Koran. Ia tiba di rumahnya dan online di internet selama dua jam, belum lagi jika ia menonton tv selama dua jam kemudian sebelum ia tidur ia selalu menyempatkan membaca buku.
Peranan atau terpaan komunikasi massa terhadap mahasiswi itu sangat besar, sadar atau tidak hidupnya sudah dikendalikan media massa.

Mahasiswi tersebut merupakan sample dari populasi yang demikian luasnya yang mengalami hal sama. Tidak mengherankan jika Gamble dan Gamble (2001) menyebutkan bahwa paling tidak setiap orang menghabiskan sekitar tujuh jam untuk mengonsumsi media massa.

Mendapati kenyataan menarik mengenai pengaruh media massa ini, buku Komunikasi Massa: Suatu Pengantar hadir, mencoba menjabarkan pengantar-pengantar ringan mengenai komunikasi massa. Mulai dari pengertian, karakteristik, peranan, fungsi, proses, komponen, efek, model, hambatan, sistem, riset, etika komunikasi massa dan literasi media.

Buku bersampul hijau dan putih ini merupakan revisi dari edisi sebelumnya (2004) yang telah mengalami cetak ulang tiga kali dalam kurun waktu tiga tahun. Buku Komunikasi Massa: Suatu Pengantar mendapat sambutan luar biasa dari berbagai pihak, baik dari mahasiswa, dosen, praktisi komunikasi, maupun masyarakat umum.

Satu bab tambahan dari edisi --this article is a copy of kindasoup.blogspot.com works, if you don't erase this, it means you don't manage to read entire article--sebelumnya adalah Bab 10 yang membahas tentang literasi media. Selain itu, seorang penulis yang awalnya merupakan narasumber, Dra. Siti Karlinah, M.Si, kini turut berpartisipasi menyusun dan menambahkan materi pada edisi revisi buku ini.
Singkatnya buku ini terdiri dari sepuluh bab. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang mengemukakan pengertian komunikasi massa, karakteristik komunikasi massa, peranan komunikasi massa, fungsi dan bagaimana orang menggunakan media massa.

Bab I Buku Komunikasi Massa: Suatu Pengantar berisi pembahasan dengan memaparkan beberapa fenomena menarik mengenai pengaruh dan terpaan media massa kemudian beralih pada pengertian komunikasi massa itu sendiri, pengertian yang diberikan komprehensif karena mencakup beberapa teori komunikasi massa, mulai dari Bittner, Gerbner, Maletzke, Wright hingga Joseph A. DeVito.

Melalui berbagai pengertian dari para ahli tadi, penulis buku ini kemudian menyebutkan delapan karakteristik komunikasi massa: 1) Komunikator terlembagakan 2) Pesan Bersifat Umum 3) Komunikannya anonym dan heterogen 4) Media massa menimbulkan keserempakan 5) Komunikasi Mengutamakan isi ketimbang hubungan 6) Komunikasi Massa bersifat satu arah 7) Stimulasi alat indra terbatas 8) Umpan balik tertunda dan tidak langsung.

Peranan komunikasi massa dalam kehidupan kita sangat luar biasa, salah satu operasional sederhananya adalah kita mengetahui di mana supermarket yang menyediakan barang kebutuhan kita karena adanya iklan pada komunikasi massa. Melalui komunikasi massa kita menjadi tahu berbagai macam informasi. Buku Komunikasi Massa: Suatu Pengantar memberikan sebuah pandangan dari Gamble dan Gamble (2001) bahwa sejak lahir sampai meninggal, semua bentuk komunikasi memainkan peranan dan menjadi bagian yang menyatu dalam kehidupan manusia. Apapun pekerjaan, kegiatan atau waktu luang seseorang, komunikasi merupakan salah satu factor yang memiliki peranan dalam kehidupan mereka. Lebih jauh lagi, Bab I menyajikan berbagai fungsi media massa yang dikemukakan oleh beberapa pakar ilmu komunikasi massa dan pembahasan mengenai bagaimana orang menggunakan media massa.
Bab II berisi pengertian proses komunikasi massa, yang umumnya (seperti yang dikemukakan Schramm) memerlukan tiga komponen yaitu source, message dan destination atau --this article is a copy of kindasoup.blogspot.com works, if you don't erase this, it means you don't manage to read entire article--komunikator, pesan dan komunikan. Dengan kata lain tanpa salah satu ketiga komponen maka tidak akan terjadi proses komunikasi. Oleh karena itu komponen-komponen utama mutlak ada pada proses komunikasi, dalam kontekstual apapun, termasuk konteks komunikasi massa. Teori ini mengantar kita pada komponen-komponen yang terdapat dalam komunikasi massa oleh Hiebert, Ungurait dan Bohn (1975) yaitu: communicators, codes and content, gatekeepers, the media, regulator, filters, audiences dan feedback. Dalam Bab II juga dijelaskan mengenai efek komunikasi massa baik itu efek kehadiran media massa sebagai benda fisik (Koran, televisi, dll) maupun sebagai pesan (Steven M. Chaffee).

Bab III mencakup teori dan model komunikasi massa. Bab ini sangat diperkaya oleh berbagai teori dan model komunikasi massa. Mulai dari teori Jarum Hipodermik yang merupakan awal efek komunikasi massa pada tahun 1970-an, teori Komunikasi Banyak Tahap, Teori Proses Selektif, Teori Pembelajaran Sosial, Teori Difusi Inovasi, dan Teori Kultivasi. Begitu pula dengan model-model komunikasi massa. Sebagaimana yang Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D ungkapkan dalam bukunya Ilmu Komunikasi (2007:131) bahwa untuk lebih memahami fenomena komunikasi, kita perlu menggunakan model-model komunikasi. Maka buku ini memberikan berbagai model yang dikenal dalam komunikasi massa, beberapa di antaranya adalah model Shannon dan Weaver, Harold D. Lasswell dan HUB (Hiebert, Ungurait, dan Bohn) yang terkenal.

Bab IV melengkapi buku Komunikasi Massa: Suatu Pengantar dengan menyatakan bahwa setiap kegiatan komunikasi, pasti akan menghadapi berbagai hambatan. Hambatan yang tentunya akan mempengaruhi efektivitas proses komunikasi tersebut. Dalam Bab IV dirumuskan hambatan komunikasi massa ada tiga: 1) Hambatan Psikologis yang berupa kepentingan, prasangka, stereotip, dan motivasi 2) Hambatan Sosiokultural yang antara lain aneka etnik, perbedaan norma sosial, komunikan yang kurang mampu berbahasa Indonesia, factor semantic, pendidikan yang belum merata, serta hambatan mekanis 3) Hambatan Interaksi Verbal yaitu hambatan polarisasi, orientasi intensional, evaluasi statis dan indiskriminasi.

Bab V menyebutkan bentuk-bentuk media massa, sejarah, fungsi, karakteristik serta fenomenanya: surat kabar, majalah, radio siaran, televisi, film dan computer serta internet.

Bab VI lebih jauh lagi memaparkan mengenai media dan sistem pemerintahan, pola hubungan media massa dan pemerintahan. Pola hubungan media massa dan pemerintahan di suatu Negara erat kaitannya dengan sistem dan struktur politik yang berlaku di Negara di mana kedua lembaga tersebut berada. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah media massa mencerminkan falsafah politik Negara yang bersangkutan. Dalam hal ini pers. Pers menggambarkan sebuah Negara --this article is a copy of kindasoup.blogspot.com works, if you don't erase this, it means you don't manage to read entire article--dapat dilihat melalui teori pers (Siebert dkk.): Teori Otoriter, Teori Liberal, Teori Tanggung Jawab Sosial, Teori Soviet Totalitarian. Semantara sistem pers di Indonesia tidak dapat dikategorikan pada salah satu teori yang dikemukakan Siebert dan kawan-kawan. Sistem pers di Indonesia memiliki kekhasan karena ideology dan falsafah Negara Indonesia yang khas pula.

Bab VII berisi pembahasan tentang riset komunikasi massa yaitu upaya mencari data tentang khalayak yang dapat diinterpretasikan menjadi informasi yang dibutuhkan. Data yang dicari melalui riset khalayak dikelompokkan ke dalam: 1) audience profile atau profil khalayak 2) media exposure atau terpaan media 3) audience rating atau peringkat khalayak dan 4) efek komunikasi bermedia (Sari. 1993:28). Riset khalayak ini berperan dalam memberikan ciri ilmiah dan mengembangkan suatu sistem pengetahuan, serta dapat pula memberikan informasi kepada stasiun penyiaran tentang profil khalayak dan kebutuhannya.

Bab VIII berisi pembahasan mengenai Public Relations dan mitranya media massa atau pers yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, keduanya saling membutuhkan dan membentuk sinergi positif.

Bab IX mengemukakan etika komunikasi massa. Sobur (2001) menyebutkan etika pers atau etika komunikasi massa adalah filsafat moral yang berkenaan kewajiban-kewajiban pers tentang penilaian pers yang baik dan pers yang buruk. Dengan kata lain, etika pers adalah ilmu atau studi tentang peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku pers atau apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pers. Ada beberapa poin penting yang berkaitan dengan etika seperti yang dikemukakan Shoemaker dan Reese, dalam --this article is a copy of kindasoup.blogspot.com works, if you don't erase this, it means you don't manage to read entire article--Nurudin (2003), yaitu: 1) Tanggung Jawab 2) Kebebasan Pers 3) Masalah Etis 4) Ketepatan dan Objektivitas 5) Tindakan Adil untuk Semua Orang.

Bab X berbicara mengenai media literacy atau literasi media. Literasi Media adalah keahlian yang diambil begitu saja. Keahlian yang dapat dikembangkan melalui literasi media adlah berpikir bagaimana pentingnya media massa dalam menciptakan dan mengendalikan budaya yang membatasi kita dan hidup kita. Defenisi dari literasi menurut beberapa pakar adalah kemampuan membaca dan menulis atau melek aksara atau huruf. Budaya melek huruf menimbulkan efektifitas dan efesiensi penggunaan simbol-simbol tulisan. Orang-orang dapat mengakumulasi sebuah body of knowledge (bangunan pengetahuan) yang lebih permanen dan menyampaikan pengetahuan tersebut dari satu generasi ke generasi lainnya. Budaya melek huruf ini tidak lepas dari --this article is a copy of kindasoup.blogspot.com works, if you don't erase this, it means you don't manage to read entire article--revolusi Gutenberg (revolusi penemuan mesin cetak oleh Gutenberg) pada 1946 dan teknologi komunikasi modern.

Literasi media adalah kepedulian masyarakat terhadap dampak negatif dari media massa yang bertujuan mengajak khalayak dan pengguna media untuk menganalisis pesan yang disampaikan media massa.

Setiap pembahasan dalam buku ini selalu dilengkapi penjelasan-penjelasan yang mudah dipahami serta contoh operasional yang dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga kalangan manapun akan mudah mencernanya. Serta dalam rangka menyempurnakan bukunya, penulis buku melampirkan Undang-Undang tentang Penyiaran, Undang-Undang tentang Pers.



TEORI KOMUNIKASI MASSA McQUAIL 1, E6

Judul: TEORI KOMUNIKASI MASSA McQUAIL 1, E6

Sinopsis:
Perkiraan awal mengenai kematian komunikasi massa didasarkan pada keyakinan bahwa ‘media baru’ yang muncul pada akhir abad ke-20 pada akhirnya akan terbukti mengungguli segala bentuk media massa tradisional (terutama surat kabar dan siaran televisi). Hipotesis itu sendiri tidak sejalan dengan pelajaran dari sejarah media yang telah menunjukkan kekuatan dari berbagai bentuk media yang berbeda, beradaptasi dan bertahan dalam lingkungan baru. Saat ini merupakan giliran media massa tradisional untuk beradaptasi dengan teknologi baru dalam kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang telah berubah. Kegigihan komunikasi massa sebagai sebuah proses serta berbagai akumulasi teori dari penelitian dasar yang terus-menerus relevan dengan massa sekarang.
Teori Komunikasi Massa McQuail, 6E, merupakan perbaikan dan penyatuan dari edisi sebelumnya. Tujuan buku ini bukanlah untuk mencatat semua perubahan media, tetapi untuk menyediakan dasar teoretis yang kuat sebagai bekal untuk mengamati dan memahami apa yang terjadi di sekitar kita.

FITUR-FITUR BUKU
Selain materi isi, setiap bab dalam buku ini dilengkapi dengan kotak-kotak yang bertujuan membantu mahasiswa mendalami latar belakang, relevansi, dan penelitian terhadap tema dan teori yang dibahas. Materi yang tersaji dalam kotak dilengkapi dengan simbol sebagai petunjuk bagi mahasiswa untuk menemukan bagian-bagian Rangkuman (=), Informasi (I), Kutipan (“ ”), dan Pertanyaan (?).

SASARAN PEMBACA
· Akademisi, mahasiswa dan dosen, yang mendalami bidang Komunikasi, khusunya Komunikasi Massa.
· Masyarakat umum, pengamat media massa.

TENTANG PENULIS
Denis McQuail adalah Profesor Emeritus di School of Communication Research (ASCOR) University of Amsterdam dan Profesor Tamu di Departemen Politik University of Southampton. Mempelajari sejarah dan sosiologi di University of Oxford dan menerima gelar Ph.D. dari University of Leeds serta gelar Dokter Kehormatan dari University of Ghent. Ia telah dipublikasikan secara luas di bidang media dan komunikasi, dengan referensi khusus untuk penelitian khalayak, kebijakan media dan kinerja, dan komunikasi politik. Hasil karya terbarunya yang dipublikasikan dalam bentuk buku adalah McQuail's Mass Communication Theory, 6th edition, Sage, 2010.

Catatan Penerbit:
Memfotokopi dan/atau membajak berarti ‘mencuri’ karya orang lain. Membeli buku asli berarti Anda menghormati hasil kerja keras penulis buku.
Kritik/saran terkait materi buku dapat dilayangkan keinfo@penerbitsalemba.com.
Pengarang: Denis McQuail
ISBN: 978-602-8555-32-6
Tahun Terbit: 2011
Ukuran: 19 X 26
Halaman: 392 hal
Daftar Isi:
Bagian 1 Pendahuluan
Bab 1 Pengenalan terhadap Buku
Bab 2 Munculnya Media Massa
Bagian 2 Teori
Bab 3 Konsep dan Model Komunikasi Massa
Bab 4 Teori Media dan Masyarakat
Bab 5 Komunikasi Massa dan Budaya
Bab 6 Media Baru―Teori Baru?
Bab 7 Teori Normatif Media dan Masyarakat
Bagian 3 Struktur
Bab 8 Struktur Media dan Kinerja: Prinsip dan Akuntabilitas
Bab 9 Ekonomi dan Penguasaan Media 
Bab 10 Komunikasi Massa Global

2. Pentingnya penguasaan komunikasi oleh seorang tenaga pendidik

Komunikasi selalu hadir dimana saja dan selalu ada di setiap kesempatan. Pentingnya penguasaan kemampuan komunikasi bagi manusia sama pentingnya dengan memiliki kecerdasan, salah satu cara untuk memperoleh kecerdasan tersebuat adalah melalui belajar atau pendidikan. Lembaga pendidikan baik secara formal maupun informal dapat mengasah kecerdasan. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru.
Guru adalah seorang pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi, wibawa, mandiri dan disiplin .Sedangkan peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Kedua unsur tersebut merupakan hal yang vital didalm proses belajar mengajar, sebab seluruh proses, aktivitas, orientasi serta relasi-relasi lain yang terjalin untuk menyelenggarakan pendidikan selalu melibatkan keberadaan pendidik dan peserta didik sebagai faktor pelaksana. Dalam proses balajar mengajar komunikasi terjadi proses interaksi antara dua unsur manusiawi, dimana siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai  pihak yang mengajar. Proses tiu sendiri merupakan mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa sehingga terbina komunikasi yang memiliki tujuan yaitu tujuan pembelajaran. Di dalam komunikasi antarpribadi, tatap muka seorang guru mempunyai peran yang sangat penting di dalam kelas yaitu peran mengoptimalkan kegiatan belajar.

Kategori

Kategori